Selasa, 11 November 2014

Al Baqa' wa al-Yaqin "Bakyak" PROF DR KH SAID AQIL SIROJ, MA

SULUK KAUM SARUNGAN (SANTRI)

Ciri khas penampilan dalam berpakaian kaum sarungan (santri) adalah tidak lepas dari bakyak, sarung, baju koko dan kopyah.

Banyak filosofi yang terkandung dalam simbolisasi penamaan pakaian kaum sarungan tersebut, diantaranya:

1. Bakyak asal katanya dari al-Baqa’ wa al-Yaqin. Ke mana-mana selalu ingat Allah, meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha
Kekal. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Baqa’ dibaca
“Bakyak”.

2. Sarung asal katanya dari Syar’an. Artinya dalam kehidupannya senantiasa mengamalkan syariat Islam. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Syar’an dibaca “Sarungan”.

3. Baju koko asal katanya dari potongan ayat Walibasuttaqwa dzalika khair (QS. al-A’raf ayat 26).
Senantiasa mengingatkan bahwa pakaian taqwa adalah sebaik-baik pakaian. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Taqwa dibaca “Koko”.

4. Kopyah asal katanya dari Khufyah, artinya disembunyikan. Walau kepala kita pintar dan jenius jangan dipamerkan dan jangan
ditonjokan, tapi disembunyikan. Kalau orang pakai kopyah berarti mengingatkan untuk tidak sombong. Karena lidah Jawa sulit
mengucapkannya maka Khufyah dibaca “Kopyah”.
Dalam Dalam suatu syair disebutkan:

ﻭﺧﻲ ﻟﺒﺎﺱ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻃﺎﻋﺔ ﺭﺑﻪ * ﻭﻻ ﺧﻴﺮ ﻓﻴﻤﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻠﻪ ﻋﺎﺻﻴﺎ

“Baju dan hiasan yang paling indah adalah taat kepada Rabbnya #
Dan tidak ada kebaikan bagi orang yang bermaksiat pada Allah.”

(Di transkrif  dari taushiyyah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj Ketum
PBNU di Pondok Pesantren Daris Sulaimaniyyah Kamulan Durenan
Trenggalek).

http://m.youtube.com/watch?v=YPW2RZ6lKd4

Wallahu al-Musta’an A’lam.

Sya’roni As-Samfuriy, Raenaldy Abdillah
cikarang, bekasi  tengah malem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar